Muhammad Fauzan Sabilal Alif saat menyampaikan materi di kegiatan Kammil Spemdalas, Jumat (13/1/23). Kammil Spemdalas: Sabarmu Jalan Surgamu (Ichwan Arif/PWMU.CO)

Kammil Spemdalas: Sabarmu Jalan Surgamu, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ichwan Arif

PWMU.CO – Ketika guru menegur siswa yang tidur di kelas, dia berkata kamu belajar kok malah tidur? Siswa itu pun menjawab nggak apa-apa, aku tetap sabar meskipun dapat nilai jelek.

Itulah penggambaran yang disampaikan Muhammad Fauzan Sabilal Alif dalam kegiatan Kajian Muslim Milenial (Kammil) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur, Jumat (13/1/23).

Di hadapan siswa putra kelas VII-IX di Masjid Taqwa Spemdalas, Fauzan menyampaikan apakah penggambaran teguran guru ke siswa tersebut bisa dikatakan sabar.

“Tidak,” jawab peserta Kammil.

Dia menjelaskan sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti menahan, mencegah atau tabah. Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.

“Jadi sabar di sini adalah suatu kekuatan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan suatu kewajiban, menghalangi seseorang untuk melakukan kejahatan, atau menanngung derita yang dialami.”

Orang yang sabar akan tahan menerima hal-hal yang tidak disenangi atau tidak mengenakkan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah SWT.

Macam-Macam Sabar

Fauzan menyampaikan sabar pertama adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan dalam Surat Thaha ayat 132 yang artinya, Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya.

“Dalam ayat di atas kita diperintahkan untuk mengajak atau memerintahkan keluarga kita untuk melaksanakan shalat dan bersabar dalam mengerjakannya baik dalam sholat itu sendiri maupun dalam mengajak tadi.”

Beberapa contoh bentuk sabar dalam melaksanakan ketaatan, waktu Adzan subuh, masih ngantuk, udara dingin, tapi tetap bangun untuk melaksanakan shalat. Pulang sekolah capek, disuruh orangtua nyapu, beli ke toko, tapi tetap berangkat melakukan perintahnya. Sudah capek belajar, disuruh berangkat ke masjid, disuruh ngaji, tetap dilakukan dengan sabar

Sabar kedua, sabar dalam menjauhi kemaksiatan. Beberapa contoh bentuk sabar dalam menjauhi kemaksiatan. Pengin jajan uang habis, kantin tidak ada yang jaga, tidak berani mengambil karena mencuri dilarang, dan besar dosanya.

“Sangat ingin keluar malam-malam ngopi sama teman, tapi tidak diperbolehkan ortu, tidak jadi berangkat karena tahu membantah orangtua itu sangat dibenci oleh Allah.

Ketiga, sabar dalam menerima takdir Allah. Dalam Surat Al-Insan ayat 24, Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu. Takdir adalah sebuah ketetapan Allah, dari takdir yang baik sampai takdir yang buruk, seorang muslim wajib menerimanya.

“Dia tidak boleh protes dengan takdir yang telah Allah tetapkan untuknya, karena setiap takdir yang Allah tetapkan, pasti ada hikmahnya.”

Namun seorang tidak boleh melakukan dosa dan maksiat dengan alasan takdir. Takdir yang telah Allah tetapkan, wajib seorang muslim untuk ridha kepadanya. Akan tetapi, perbuatan buruk yang dilakukan semisal dosa dan maksiat, kita dilarang ridha.

Pentingnya Sabar

Fauzan mengatakanIbnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan, kesabaran adalah separuh dari agama. Sebab, menurutnya, iman itu dibagi menjadi dua, separuh adalah kesabaran dan separuhnya lagi adalah bersyukur.

“Dalam Surat Saba ayat 19, Allah berfirman, Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar lagi sangat bersyukur.”

Rasulullah SAW juga bersabda dalam HR Muslim dalam Az-Zuhud dan Ahmad dalam Al-Musnad, Demi Dzat yang nyawaku berada di tangan-Nya. Allah tidak memutuskan bagi orang mukmin suatu keputusan kecuali keputusan itu adalah suatu yang lebih baik baginya, yakni jika dia mendapatkan kegembiraan dan bersyukur yang kemudian menjadi kebaikan dan jika dia terkena musibah dia bersabar, yang kemudian menjadi kebaikan baginya juga. Dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin.

Fauzan mengatakan, dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda balasan bagi orang yang sabar adalah surga. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas saat menceritakan seorang wanita berkulit hitam yang mendatangi nabi dan mengatakan ia terkena penyakit ayan yang membuat auratnya sering terbuka.

Balasan surga bagi orang-orang yang sabar juga telah dijanjikan Allah SWT melalui salah satu firman-Nya dalam surat Al Furqan ayat 75, Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka serta di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.