PWMU.CO – Muhammad Zaidan Rizqy Alvinnorea (13) diam-diam menghanyutkan. Itulah kesan pertama ketika bertemu dengan cowok kelahiran Gresik, 12 Juni 2008 ini. Ketika remaja seusianya suka dengan K-Pop dan sejenis, dia menekuni dunia perdalangan.

Bagi cowok yang duduk di bangku kelas VIII International Class Program (ICP) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik ini menyukai dunia wayang sudah sejak kecil.

“Ya, kesukaan awal ketika diajak orangtua menyaksikan pagelaran wayang kulit saat ada acara Ulang Tahun Semen Gresik,” ujarnya, setelah tampil di acara Awarding Classmeeting, Rabu (29/12/21).

Dari acara tersebut, lanjutnya, mulailah menyukai wayang dan belajar mendalang secara otodidak dari YouTube.

Dalam acara awarding yang diadakan Pimpinan Ranting IPM Spemdalas, Vinno, sapaan akrabnya, mendalang dengan judul Dadi Wong Apik Iso Gawe Urip Tentrem (Menjadi Orang Baik harus Bisa Membuat Hidup Tenteram). Dalam mendalang tersebut, dia memainkan empat tokoh protogonis, Prabu Kresna, Raden Janoko, Bagong, dan Wisanggeni.

“Untuk tokoh antagonisnya, ada Sengkuni dan Raden Surtayu,” ceritanya.

Saat Pandemi

Vinno, sapaan akrabnya, mengungkapkan kesukaan dengan wayang sempat menurun. Ketika masa pandemi, kesukaan itu tumbuh kembali.

“Karena saat sekolah di rumah, sedikit bosan tidak ada kerjaan. Maka, saya melihat-lihat di YouTube tentang tutorial mendalang dan mewarna wayang. Saya pun mulai membeli wayang putihan yang masih belum ada warnanya secara online,” jelas pengidola Ki Seno Nugroho dari Jogyakarta ini.

Wayang putihan, sambungnya, diberi warna sendiri dengan cat air. Untuk pewarnaan detalnya dengan mencari referensi di internet. Setelah itu, mulai berlatih memainkan wayang dengan mendalang.

“Tidak mengikuti les privat, hanya melihat tutorial saja. Setelah melihat, langsung dipraktikkan. Memang faktor kesulitannya ada 2 hal, yaitu bahasa dan memainkan wayang saat adegan perang,” kata putra pasangan Abdul Malik dan Sari Nurchasanatin ini.

Mengapa adegan perang? Cowok 2 bersaudara ini mengaku adegan perang itu harus lebih terampil dan menarik dalam memainkan saat mendalang. “Ini yang perlu berlatih berkali-kali.”

Budaya Khas Indonesia

Dengan hobi yang bisa dibilang nyeleneh ini, Vinno memiliki prinsip sendiri. Cowok yang memiliki 18 koleksi wayang ini mengaku meyukai wayang berarti melestarikan budaya Indonesia.

“Selain memampu mengembangkan karya sendiri berupa membuat wayang sendiri dari kertas karton, wayang dan mendalang adalah budaya kita yang harus dijaga. Kitalah yang harus menjaga dan melestarikannya,” celetuknya.

Ditanya tokoh wayang apa yang dimiliki pertama kali? Cowok yang memiliki kegemaran menggambar ini mengatakan Raden Ontoseno. “Tokoh ini memiliki karakter jujur. Saya suka.”

Sempat Minder Saat Mendalang

Saat tampil pertama kali di acara Awarding, Vinno sempat minder. Mendalang di depan siswa kelas VII-IX adalah pertama yang dia lakukan.

“Sempat kurang percaya diri, tetapi karena sudah latihan diri di rumah dan melihat tayangan di YouTube, dia memberanikan diri tampil. Alhamdulllah, mendalang pertama ini bisa dibilang sukses,” ucapnya.

Ke depan, lanjutnya, Vinno ingin terus mengembangkan kemampuan mendalangnya. Latihan mandiri akan terus diasah, dikembangkan kembali.

“Ingin sekali remaja seusiaku juga bisa menikmati wayang. Ini adalah budaya kita. Siapa lagi kalau bukan kita yang melestarikan dan menjaganya,” pesannya.